Hikmah Pagi : AL-FATIHAH, TUJUH AYAT YANG TERPUJI

Hikmah Pagi : AL-FATIHAH, TUJUH AYAT YANG TERPUJI

Salah satu hadits, salah satu sahabat menceritakan kisah yang terjadi di masa Rasulullah sudah hijrah ke Madinah. Saat itu, Nabi Muhammad SAW mengundangnya. Namun, ia tidak dapat menjawabnya karena sedang shalat. Setelah selesai shalat, sahabat ini menghampiri Nabi. Nabi berkata. “Aku akan mengajarimu satu surat yang merupakan surat terbesar dari seluruh Al-Qur’an sebelum kamu meninggalkan masjid.”

Dia lalu berkata, “ Alhamdulillaahirrabbil ‘aalamiin. ”Dia membaca surat Al-Fatihah. Rasulullah tak hanya membaca Al-Fatihah saja, tetapi juga surat yang lain.

Mari kita berpikir sejenak. Ini di Madinah. Al-Fatihah merupakan surat pertama dari Al-Qur’an yang seluruhnya diturunkan, salah satu wahyu Allah yang pertama dari seluruh Al-Qur’an. Saat ini sudah lebih dari sepuluh tahun sejak dikumpulkannya, dan semua orang sudah tahu tentang Al-Fatihah dan manfaatnya. Mengapa Rasulullah menyempatkan diri untuk memeluk sahabat yang lalu berkata, “Jangan pergi, aku akan memberitahumu surat terbaik dari Al-Qur’an”?

Dia menahannya untuk membahas tentang Al-Fatihah seakan pemuda ini tidak mengenal Al-Fatihah, padahal ia sudah tahu. Mengapa hal ini penting untuk diketahui?

Melalui acara ini, Rasulullah ingin meminta persetujuan terhadap surat Al-Fatihah ini harus selalu disetujui. Mempelajari Al-Fatihah harus dilakukan terus-menerus.

Kemudian Rasulullah menjelaskan, “Ini adalah tujuh al matsaanii dan Al-Qur’an yang agung yang telah diberikan kepadaku.”

Ini adalah tujuh hal yang terpuji. Atau tujuh hal yang penuh dengan pujian. Tujuh di sini maksudnya adalah tujuh ayat surat Al-Fatihah. Jadi, Rasulullah berkata, ini surat paling hebat di dalam Al-Qur’an, yaitu tujuh kalimat yang terpuji yang berisi hal-hal yang paling terpuji.

Dalam hadits yang lain senada saat Rasulullah berbicara kepada Abu Hurairah ra, dia berkata, “Ibu dan esensi dari seluruh Al-Qur’an adalah tujuh yang terpuji (surat Al-Fatihah).”

Surat Al-Fatihah juga surat yang dipasangkan dalam bacaan shalat. Kita tidak dapat langsung membaca surat Al-Baqarah atau surat lain sebelum kita membaca surat Al-Fatihah. Namun, surat Al-Fatihah dapat dibaca tanpa diikuti oleh surat yang lain dan ini tidak dibatalkan shalat.

Allah seakan ingin kita berpikir, tak peduli bagian manapun dari Al-Qur’an yang kita baca, pendahuluannya adalah surat Al-Fatihah. Al-Fatihah membentuk cara pandang kita terhadap surat apa pun di dalam Al-Qur’an. Jangan abaikan Al-Fatihah, karena ia bagaikan kupas yang dipakai untuk melihat isi Al-Qur’an lainnya.

Al-Fatihah juga merupakan percakapan antara hamba dengan Rabb-nya. Sebuah hadits qudsi * juga menjelaskan tentang Allah sendiri yang akan menjawab setiap ayat dalam surat Al-Fatihah yang dibaca oleh hamba-Nya. Allah tidak menunggu sampai ketujuh ayat ini selesai dibaca, tetapi Allah langsung menjawab ayat per ayat yang dibaca, setiap saat, setiap waktu.

Secara singkat, hadits qudsi ini terdiri dari tiga bagian:

Bagian awal surat Al-Fatihah ini untuk Allah, yang disetujui oleh-Nya, dia menghubungkan ampunan dengan-Nya, dia menyatakan keagungan-Nya. Semuanya tentang apa yang dilakukan untuk Allah.
Pada ayat bagian tengah; seorang hamba menyembah Allah, mencari pertolongan-Nya. Dan Allah berfirman bahwa ini adalah antara Allah dengan hamba-Nya.
Dan bagian akhir; meminta bantuan, dijaga di jalan yang lurus, meminta jalan yang Allah ridhai, dijauhkan dari jalan yang Allah murkai, dan dijauhkan dari jalan mereka yang tersesat. Allah berfirman ini untuk hambaKu.
Jadi, surat Al-Fatihah ini dimulai dengan apa yang untuk Allah, bagian tengah apa yang untuk kita dan Allah, dan bagian akhir apa yang untuk kita. Sangat seimbang, subhanallaah .

. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
. الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
. مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanirrahiim. Maalikiyaumiddiin.

Puji dan syukur adalah milik Allah. Ini sebenarnya kesimpulan dari Tuhan, siapa itu? Semacam pengetahuan tentang siapa itu.

. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin.

Ini membawa kepada tindakan, kita siap menyembah Allah dan kita meminta pertolongan-Nya. Sekarang kita mengambil tindakan (dengan menyembah Allah-red). Jadi kita perlu pengetahuan tentang Allah yang kita pasangkan dengan tindakan. Ada penggabungan antara pengetahuan dengan tindakan.

. اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

. Daftar Isi

Mustaqiim Ihdinashshiraathal. Shiraathalladziina an’amta ‘alaihim, ghairil maghduu bi’ alaihim wa ladhdhaaalliin.

Tunjuki kami jalan yang lurus. Apa itu jalan yang lurus? Yaitu jalan yang Engkau beri rahmat atas. Jalan orang-orang yang memiliki pengetahuan yang benar dan bertindak berdasarkan pengetahuan. Orang-orang yang mengerti dengan baik antara pengetahuan dan tindakan.

Bukan jalan orang yang dimurkai. Siapa yang dimurkai? Yaitu orang-orang yang mengerti yang benar, tetapi tidak melakukannya. Mereka layak untuk dimarahi. Mereka orang-orang yang dimurkai, memiliki pengetahuan tetapi tidak dapat membantu.

Dan bukan jalan orang yang sesat. Yaitu orang-orang yang menginginkannya, tetapi tidak bisa karena tidak memiliki pengetahuan.

Uraian di atas menunjukkan hal yang pertama adalah kita memberikan apa yang diinginkan Allah, kemudian kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Inilah yang menjadi keseimbangan antara apa yang menjadi hak Allah dengan apa yang diinginkan untuk diri kita sendiri.

Semoga Allah memampukan kita untuk dapat lebih memahami setiap ayat Al-Qur’an yang kita baca. Aamiin.

Catatan:

* Hadis Qudsi: Hadis yang berisi wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, tetapi dirawikan oleh Nabi dengan kata-kata sendiri; hadis yang berisi firman Allah yang redaksinya disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW – KBBI.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, ” Barangsiapa yang shalat lalu tidak membaca Ummul Qur’an (yaitu Al Fatihah), lalu shalatnya kurang (tidak sah) -beliau mengulanginya tiga kali-, maksudnya tidak sempurna. ”

Diberitahukan pada Abu Hurairah untuk kami shalat di belakang imam.

Abu Hurairah berkata, “Bacalah Al Fatihah untuk dirimu sendiri karena aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,” Allah Ta’ala berfirman: Aku menerjemahkan shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian, karena itu diri-ku dan hamba -Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba membantah ‘alhamdulillahi robbil’ alamin (segala puji hanya milik Allah) ‘, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah mendukung-Ku. Ketika hamba ini diterbitkan ‘ar rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengeluarkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Dia berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa pada-Ku. Jika ia mengeluarkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya untuk-Mu kami menyebah dan hanya untuk-Mu kami memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, untuk hamba-Ku apa yang ia meminta. Jika ia memindahkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta’ alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, seperti jalan orang yang diminta Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan suka jalan orang yang sesat ), Allah berfirman: Ini vg untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta” (HR. Muslim no. 395).

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA