Manisnya iman dapat merangsang seorang mukmin akan lebih semangat dan lebih tekun dalam beramal. Semakin manis iman yang dirasakan, maka akan semakin nikmat dalam beramal.
Orang yang merasakan manisnya iman akan lebih meresapi dan menikmati indahnya kehidupan. Segala apa yang dihadapi direspon dengan iman sehingga merasa lebih tenang dan senang dalam menjalani kehidupan.
Manisnya iman tidak dirasakan oleh semua orang yang beriman, karena hal itu merupakan nilai lebih dari iman yang sudah terasah dengan baik. Bila ingin mendapatkan manisnya iman, maka perlu melakukan upaya untuk meningkatkan kwalitas iman.
Adapun diantara cara meningkatkan kwalitas iman untuk mendapatkan manisnya iman adalah dengan menempuh dan mengamalkan amalan berikut :
1. Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.
2. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.
3. Dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka”
Adapun penjelasan tentang keterangan diatas dapat kita temukan pada kumpulan hadits Sahih Bukhari pada No. Hadist: 15. Berikut teks haditsnya :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab Ats Tsaqafi berkata, telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka”
Muhammad Fathi