Oleh: Kasriyana Mahasiswa STAI AL-Aqidah Al-Hasyimiyah Jakarta Semester 2, PRODI: Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), NIM: 231100005
sinar5news.com
PENDAHULUAN
Mengkaji aliran-aliran ilmu kalam pada dasarnya merupakan upaya memahami kerangka berpikir dan proses pengambilan keputusan para ulama aliran teologi dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kalam. Pada dasarnya, potensi yang dimiliki setiap manusia, baik berupa potensi biologis maupun potensi psikologis secara natural adalah sangat distingtif. Oleh sebab itu, perbedaan kesimpulan antara satu pemikiran dan pemikiran lainnya dalam mengkaji suatu objek tertentu merupakan suatu hal yang bersifat natural pula.
Aliran kalam lebih merupakan bentuk segregasi komitas dalam tubuh umat Islam yang terbentuk karena adanya perbedaan pandangan dalam beberapa persoalan teologi Islam. Perbedaan pandangan dalam beberapa persoalan teologi Islam. Perbedaan ini juga terjadi dalam satu komunitas yang mengklaim menganut aliran kalam tertentu. Fenomena inilah yang lazim terjadi dalam tradisi pemikiran kalam, hingga setiap aliran kalam masih memiliki golongan-golongan yang berbeda satu sama lain. Hal itu disebabkan oleh adanya kecenderungan berpandangan ekstrem pada satu sisi dan ada juga yang moderat dalam satu aliran pemikiran kalam yang sama.
PEMBAHASAN
Pengertian Ilmu Kalam, Ilmu kalam membahas ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam(Teologi). Ajaran-ajaran dasar itu menyangkut wujud Allah, Kerasulan Muhammad, dan Al-Quran, serta orang yang percaya dengan tiga hal itu, yakni orang muslim dan mukmin, serta orang yang tidak percaya, yakni kafir dan musyrik, soal surga dan neraka, dll.
Terdapat beberapa Macam Aliran-aliran Dalam Ilmu Kalam Seperti, Aliran Khawarij, Aliran Syiah, Aliran Jabbariyah, Aliran Qodariyah, Aliran Mu’tazilah, Aliran Asy’ariyah, Aliran Maturidiyah dan Aliran Murjia’ah. Aliran-aliran tersebut mempunyai pemikiran yang berbeda terkait ilmu kalam, tetap sama mengeesakan tuhan yang tunggal tapi dengan cara yang berbeda, juga dalam setiap aliran mempunyai imamnya masing-masing dan juga doktrin ajaran yang di bawanya. Maka, apa saja doktrin-doktrin yang di bawa dari beberapa aliran tersebut? dan bagaimana penjelasanya?
-
- Aliran Khawarij beserta Doktrin Ajaranya
Khawarij adalah suatu nama yang mungkin diberikan oleh kalangan lapangan di sana karena tidak mau menerima arbitrase dalam pertempuran siffin yang terjadi wantara Ali dan Mu‟awiyah dalam upaya penyelesaian persengketaan antara keduanya tentang masalah khalifah. Khawarij berasal dari kata kharaja, artinya ialah keluar, dan yang dimaksudkan disini ialah mereka yang keluar dari barisan Ali sebagai diterimanya arbitse oleh Ali. Tokoh-tokoh Dalam Aliran Khawarij: Urwah bin Hudair, Mustarid bin Sa’ad, Hausarah al-Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi’ bin al-Azraq, dan ‘Abdullah bin Basyir.
Doktrin-Doktrin Aliran Khawarij
- Khalifah harus dipilih bebas seluruh umat Islam
- Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab
- Dapat dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syariat Islam. Ia dijatuhkan bahkan dibunuh apabila melakukan kedzaliman.
- Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh Ustman dianggap menyeleweng. Dan khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim), ia dianggap menyeleweng.
- Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy‟ari juga dianggap menyeleweng dan telah menjadi kafir.
- Pasukan perang jamal yang melawan Ali kafir.
- Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh dan seseorang muslim dianggap kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lainnya yang telah dianggap kafir.
- Setiap Muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka.
- Seseorang harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng.
- Orang yang baik harus masuk surge dan orang yang jahat masuk ke neraka.
- Qur‟an adalah makhluk
- Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari tuhan.
- Aliran Syiah Beserta Doktrin Ajaranya
Syiah dalam bahasa Arab artinya ialah pihak, puak, golongan, kelompok atau pengikut sahabat atau penolong. Pengertian itu kemudian bergeser mempunyai pengertian tertentu. Setiap kali orang menyebut syiah, maka asosiasi pikiran orang tertuju kepada syiah-ali, yaitu kelompok masyarakat yang amat memihak Ali dan dan memuliakannya beserta keturunannya. Kelompok tersebut lambat laun membangun dirinya sebagai aliran dalam. Tokoh-tokoh Aliran Syiah: Jalaludin Rakhmat, Haidar Bagir, Haddad Alwi, Nashr bin Muzahim, Ahmad bin Muhammad bin Isa Al-Asy‟ari.
Doktrin-Doktrin Syiah
- Kepala negara diangkat dengan persetujuan rakyat melalui lembaga ahl al-hall wa al-‘aq
- Kepala negara atau imam berkuasa seumur hidup, bahkan mereka meyakini kekuasaan imam mereka ketika ghaibdan baru pada akhir jaman kembali kepada mereka.
- Kepala negara (imam) sebagai pemegang kekuasaan agama dan politik berdasarkan petunjuk Allah dan wasiat Nabi.
- Kepala negara memegang otoritas sangat tinggi.
- Aliran Jabbariyah Beserta Doktrin Ajaranya
Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa dan mengharuskannya melaksanakan sesuatu atau secara harfiah dari lafadz aljabr yang berarti paksaan. Kalau dikatakan Allah mempunyai sifat Aljabbar (dalam bentuk mubalaghah), itu artinya Allah Maha Memaksa. Selanjutnya kata jabara setelah ditarik menjadi jabariyah memiliki arti suatu aliran. Lebih lanjut Asy- Syahratsan menegaskan bahwa paham Al jabr berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan menyandarkannya kepada Allah, Dengan kata lain manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa. Tokoh-tokoh Aliran Jabbariyah: Al-Ja‟ad bin Dirham, Jahm bin Sofwan, Adh-Dhirar, Husain bin Muhammad al-Najjar.
Doktrin-Doktrin jabbariyah
- Manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa
- Kalam Tuhan adalah makhluk
- Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat
- Surga Neraka tidak kekal.
- Aliran Qodariyah Beserta Doktrin Ajaranya
Qadariyah berasal dari kata “qodara” yang artinya memutuskan dan kemampuan dan memiliki kekuatan, sedangkan sebagai aliran dalam ilmu kalam. Qadariyah adalah nama yang dipakai untuk salah satu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham Qadariyah manusia dipandang mempunyai Qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada Qadar atau pada Tuhan.
Adapun menurut pengertian terminologi Qodariyyah adalah suatu aliran yang mempercayai bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Aliran ini juga berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendak sendiri.
Doktrin-doktrin Aliran Qadariyah
- Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan tindakannya sendiri
- Dalam memahami takdir aliran Qadariyah terlalu Liberal
- Aliran Qadariyah mengukur keadilan Allah dengan barometer keadilan manusia
- Paham ini tidak percaya jika ada takdir dari Allah.
- Aliran Mu’tazilah Beserta Doktrin Ajaranya
Kata mu’tazilah berasal dari kata I’tazala dengan makna yang berarti menjauhkan atau memisahkan diri dari sesuatu. Kata ini kemudian menjadi nama sebuah aliran di dalam ilmu kalam yang para sarjana menyebutnya sebagai Mu’tazillah berdasarkan peristiwa yang terjadi pada Washil ibn Atha (80 H/699 M- 131 H/748 M) dan Amr ibn Ubayd dengan al-Hasan al-Bashri. Dalam majlis pengajian al-Hasan al-Bashri muncul pertanyaan tentang orang yang berdosa besar bukanlah mu’min dan juga bukanlah orang kafir, tetapi berada diantara dua posisi yang istilahnya al Manzillah bayn al-manzilatayn. Tokoh-tokoh Aliran Mu’tazillah: Wasil bin Ata‟, Abu Huzail al-allaf, An-Nazzam, dan Al-Jubba‟i.
Doktrin-doktrin Aliran Mu’tazillah
- Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas Waktunya
- Akal yang menetukan perlu tidaknya dibentu negara
- Aliran Asy’ariyah Beserta Doktrin Ajaranya
Asy‟ariyah adalah nama aliran di dalam islam, nama lain dari aliran ini adalah Ahlu Sunnah wal Jamaah. Aliran Asy‟ariyyah adalah aliran teologi yang dinisbahkan kepada pendirinya, yaitu Abu al-Hasan Ali ibn Islmail alAsy‟ari. Ia dilahirkan di Bashrah, besar dan wafat di Baghdad (260-324 H). Ia berguru pada Abu Ali al-Jubbai, salah seorang tokoh Mu‟tazillah yang setia selama 40 tahun. Setelah itu ia keluar dari Mu‟tazillah dan menyusun teologi baru yang berbeda dengan Mu‟tazillah yang kemudian dikenal dengan sebutan Asy‟ariyyah, yakni aliran atau paham Asy‟ari. Kasus keluarnya Asy‟ari ini menurut suatu pendapat karena ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah yang berkata kepadaya, bahwa Mu‟tazillah itu salah dan yang benar adalah pendirian al-Hadis. Tokoh-tokoh Aliran Asy‟riyah: Al-Baqillani, Al-Juwaini dan AlGhazali.
Doktrin-doktrin Aliran Asy’ariyah
- Tuhan dan Sifat-sifatnya
- Kebebasan dalam berkehendak
- Akal dan Wahyu dan Kriteria baik dan buruk
-
Aliran Maturidiyah Beserta Doktrin Ajaranya
Nama Maturidiyyah diambil dari nama tokoh pertama yang tampil mengajukan pemikiran sendiri. Nama lengkapnya adalah Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud al-Maturidi. Beliau lahir di Samarkand pada pertengahan kedua abad kesembilan Masehi kedua abad ke-9 M dan meninggal tahun 944 M.
Aliran Maturidiyyah yang dikatakan tampil sebagai reaksi terhadap pemikiran-pemikiran mu‟tazzilah yang rasional itu, tidaklah seluruhnya sejalan dengan pemikiran yang yang diberikan oleh al-asy‟ari. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa pemikiran teologi asy‟ari sangat banyak menggunakan makna teks nash agama (Quran dan Sunnah), maka Maturidiyyah dengan latar belakang mazhab Habafi yang dianutnya banyak menggunakan takwil.
Doktrin-Doktrin Aliran Maturidiyah
- Orang Mukmin melakukan dosa besar tetap Mukmin
- Janji dan ancaman tuhan tidak boleh tidak mesti berlaku kelak
- Aliran Murji’ah Beserta Doktrin Ajaranya
Murjiah berasal dari bahasa Arab irja artinya penundaan atau penangguhan. Karena sekte yang berkembang pada masa awal islam yang dapat diistilahkan sebagai “orang-orang yang diam”. Mereka meyakini bahwa dosa besar merupakan imbangan atau pelanggaran terhadap keimanan dan bahwa hukuman atau dosa tidak berlaku selamanya. Oleh karena itu, ia menunda atau menahan pemutusan dan penghukuman pelaku dosa di dunia ini. Hal ini mendorong mereka untuk tidak ikut campur masalah politik. Satu diantara doktrin mereka adalah shalat berjamaah dengan seorang imam yang diragukan keadilannya adalah sah. Doktrin ini diakui oleh kalangan islam sunni namun tidak untuk kalangan syiah.
Doktrin-doktrin Aliran Murji’ah
- Orang Islam yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena kufur dan iman letaknya di hati.
- Aliran Khawarij beserta Doktrin Ajaranya
KESIMPULAN
Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Prasa ini ingin menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah ilmu tentang kalam. Ilmu kalam membahas ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam. Ajaran-ajaran dasar itu menyangkut wujud Allah, Kerasulan Muhammad, dan Al-Quran, serta orang yang percaya dengan tiga hal itu, yakni orang muslim dan mukmin, serta orang yang tidak percaya, yakni kafir dan musyrik, soal surga dan neraka. Dengan adanya Aliran-Aliran dalam pemikiran ilmu kalam ini menjadi dasar pemikiran khsusnya dalam bidang teologi atau ilmu ketuhanan, tentu dengan banyaknya aliran-aliran dalam ilmu kalam ini menjadi pacuan para warga-warga muslim khusunya tergantung aliran mana yang di anutnya dan bagaimana ajaranya. seperti contoh sebagian besar warga Nahdliyin mengikuti ajaranya imam Al-Ghazali dalam bidang spritual/teologi, yang selalu selalu bersikap moderat, tentu ini menjadi pacuan bagi setiap warga untuk mengikuti apa yang telah di ajarkan Imam Al-Ghazali. Apapun Aliranya semoga kita tetap di berikan keistiqomahan dalam jalan yang lurus dan benar, Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm “Bimbinglah kami ke jalan yang lurus”, Amin Ya Allah Ya Robbal Alamiin.