Soal : Bagaimana hukum orang yang meninggalkan puasa Ramadhan karena sakit, kemudian meninggal dunia dalam keadaan belum sempat mengqadha’ puasa ?
Jawab : Orang yang sakit secara terus menerus dan tidak sempat untuk mengqadha’ puasanya karena sakit tersebut, maka tidak ada dosa baginya dan tidak dikenakan fidyah. Karena sakit yang seperti itu terhitung udzur.
Soal : Bagaimana model orang yang meninggalkan puasa dalam keadaan tidak udzur ?
Jawab : Adapun contoh meninggalkan puasa tanpa udzur adalah orang yang meninggalkan puasa dalam keadaan sakit dan ada waktu untuk bisa mengqhada’nya setelah dia sehat, namun keadaan sehatnya tidak digunakan untuk mengqadha’ puasanya sampai dia meninggal.
Soal : Apa yang dilakukan pada orang yang meninggal dan meninggalkan puasa tanpa udzur sebelum sempat diqadha’ ?
Jawab : Bagi orang tersebut dikenakan fidyah yang dikeluarkan oleh walinya atau orang yang mengelola harta peninggalannya sebanyak jumlah puasa yang ditinggalkan, satu puasa satu mud, atau boleh juga diqadha’kan puasanya oleh walinya.
Soal : Bagaimana cara berpuasa orang yang sakitnya tidak tentu ?
Jawab : Puasa orang yang sakitnya tidak tentu waktunya, sebentar sakit dan sebentar sehat adalah :
1. Jika malamnya dia dalam keadaan sehat, maka dia harus berniat puasa untuk besok harinya.
2. Jika pada malamnya dia dalam keadaan sakit, maka dia boleh meninggalkan niat untuk berpuasa besok harinya (tidak berpuasa).
Soal : Bagaimana jika orang yang sehat pada malam harinya sehingga niat puasa, taunya besoknya dia sakit ?
Jawab : Dan jika setelah ditengah puasanya dia sakit, maka boleh baginya berbuka (meninggalkan puasa) dan mengqadha’ puasanya di hari yang lain.