Sinar5news.Com – Lombok Timur – Pada musim tanam tahun 2020 ini PT.Djarum Gudang Lombok memiliki petani binaan 716 orang dengan luasan areal sekitar 2.090 hektar, yang tersebar di Pulau Lombok, terutama diwilayah Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur. Dengan rencana pembelian tembakau pada Musim Tanam Tahun 2020 ini, sebanyak 4.000 ton.
Pimpinan PT.Djarum Gudang Lombok Abdul Latif mengatakan pihaknya sudah memprogramkan untuk membeli tembakau hasil produksi petani binaannya dari akhir Agustus hingga minggu pertama Nopember 2020 dan menurut hasil rapat harga antara petani dan perusahaan telah disepakati harga tertinggi(Top Harga),Grade M2F dengan harga Rp.45.000/kg dan Grade Terendah X6K Rp.18.000/kg.
Menurut Abdul Latif PT.Djarum hingga awal Oktober 2020 ini baru dapat membeli 2.100 ton tembakau, tetapi Latif optimis target 4.000 ton bisa dipenuhi, karena sampai saat ini tembakau petani binaan masih banyak dilapangan.
Dirinya mengakui pembelian tembakau petani dilakukan dengan cukup teliti karena PT.Djarum akan membeli tembakau yang sesuai dengan kwalitas dan kebutuhan Pabrik Rokok Djarum.
“Memang pembelian kami agak rewel dan teliti, karena kami akan membeli tembakau yang sesuai dengan kwalitas yang dibutuhkan oleh Pabrik Rokok Djarum. Pembelian kami ini murni tembakau yang memang akan dibuat jadi rokok oleh Djarum. Kalau ditempat lain bisa saja dibeli dengan kwalitas yang beragam, karena pembeli nantinya akan menjual kembali tembakau tersebut keperusahaan rokok yang berbeda-beda,” ungkap Latif. Senin(12/10/2020)
Managemen PT.Djarum Gudang Lombok dilakukan secara transpaan sehingga sebelum petani binaan memulai usaha tani tembakaunya selalu dingatkan untuk memproduksi tembakau yang sesuai dengan selera Pabrik Rokok.
“Sebelum petani binaan menanam,kami kumpulkan mereka semua dan saya jelaskan tentang kwalitas tembakau yang akan dibeli, karena memang kami beli tembakau untuk dibuat rokok oleh Djarum, bukan kami beli lalu kami jual lagi. Itulah sebabnya kami cukup teliti dalam pembelian tembakau ini. Sehingga kalau petani siap dengan standar yang kami cari, baru petani tandatangani kontrak kemitraan, kalau tidak sanggup tidak bisa kami bermitra,” Tegasnya.
Latif juga mnambahkan Rendemen atau Prosentase kering tembakau Virginia Lombok tahun 2020 ini, lebih baik dari tahun 2019 lalu, karena dari hasil penghitungannya ada petani binaan PT.Djarum yang pada tahun ini menghasilkan 2,5 ton/hektar tembakau kering.
“Porsentase kering tahun ini lebih baik dari tahun kemaren, ada petani kita di Pademara Stanggor itu bisa dapat 2,5 ton perhektarnya, tapi kita harapkan paling tidak petani dapat 2 ton atau 2,1 ton perhektar. Karena dari hitungan kami, Kos Produksi usaha tembakau Virginia tahun ini Rp.58 juta/hektar,”Pungkasnya.
Ketika ditanya tentantang banyak pembeli tembakau yang datang kelombok dengan bawa uang dan timbangan(Dacin). Latif mengatakan itu sangat mengganggu suasana kemitraan yang sudah dibina dari sejak awal oleh perusahaan yang lakukan pembinaan kepada petani tembakau.
“Di Perda itu kan sudah ada aturannya setiap perusahaan tembakau yang datang kelombok itu harus melakukan penbinaan kepada petani, dari hasil tembakau binaan itulah yang dibeli perusahaan Pembina. Tapi sekarangkan pembeli itu sama sekali tidak punya petani binaan, tetapi mereka leluasa membeli tembakau Lombok,” Keluhnya.
Sementara itu H.Abdurrahman petani PT.Djarum yang beralamat di Montong Kubur,Sakra Selatan,Kecamatan Sakra,Lombok Timur. menceritakan bahwa ia sudah bermitra dengan Djarum lebih dari 25 tahun dan mengaku berterima kasih kepada Djarum yang tetap membinanya.
“Dari sejak awal tanama tembakau saya sudah bermitra dengan Djarum, dan sekarang berarti sudah 25 tahun bermitra. Karena kemitraan ini sangat membantu saya,pertama soal binaan dari PL(Petugas Lapangan) yang mengajar kami cara tanam tembakau yang baik,perusahaan juga menyiapkan pupuk dan obat-obatan meskipun dalam bentuk kredit, kami merasa terbantu, sehingga saya tidak pernah mau pindah ketempat lain,” Terang H.Abdul Rahman.
Dari pantauan Liputan4.Com digudang Djarum Lombok dalam proses pembelian tembakau, tetap melakukan proses pembelian dengan mengedapkan protocol kesehatan Covid-19, karena setiap orang masuk gudang terlebih dahulu dites suhu tubuh dengan Thermogun kemudian diberikan cairan disinfektan dan dianjurkan untu selalu jaga jarak. Bahkan yang tidak menggunakan masker, diminta untuk memakai masker dulu baru bisa masuk gudang.(Bul)