Presiden Forum Kebangsaan, Baju Coklat Terus Berbenah Hadirkan Pelayanan Prima

Presiden Forum Kebangsaan, Baju Coklat Terus Berbenah Hadirkan Pelayanan Prima

Sinar5news – Jakarta – Presiden forum kebangsaan apresiasi mutasi di tubuh Polri sebagai hal yang biasa dalam menempatkan posisi anggota kepolisian di semua tingkatan berdasarkan kompetensi dan prestasi dengan tetap berpegang teguh pada  profesionalisme serta mengisi jabatan yang kosong karena ditinggalkan purna tugas oleh anggota sebelumnya.
 
Akhir-akhir ini situasi korp baju coklat terus diterpa berbagai isu miring terkait penanganan hukum yang masih tebang pilih dan masih menyisakan berbagai persoalan hukum yang belum tuntas. Berbagai persoalan mulai muncul seiring dengan kemajuan tekhnologi. Kasus narkoba masih tinggi,  bisnis ilegal yang merugikan negara dan maraknya perjudian online. Demikian ulasan banyak diskusi di media TV.
 
Kapolri sudah sangat mafhum atas perbaikan institusi dari budaya yang melawan hukum. Arogansi penegakan hukum yang selama ini di sinyalir  cendrung dengan kekerasan dan sogok menyogok, melalui perombakan berlahan tapi pasti.  Baju coklat berbenah, menuju polisi yang dicintai dan berpegang teguh dengan amanah tribrata sebagai dasar gerakan. Revolusi mental terus dikobarkan.
 
Segala upaya perbaikan terus dibangun termasuk pelayanan cepat dan prima terus digalakkan, dengan akan terbitnya pelayanan aplikasi polisi yang dapat mudah diakses oleh masyarakat luas. Mendengarkan aduan masyarakat sebagai prioritas utama sejalan dengan pidato Kapolri pada HUT Bhayangkara ke-78 di Monas.
 
Presiden forum kebangsaan, harus ada standar kurikulum polisi yang humanis dalam penanganan kasus baik sejak penyelidikan, penyidikan dan penangkapan kemudian di proses di meja hakim hingga diputuskan bersalah maupun bebas. Filosofi pelaksanaan triberata harus memiliki pedoman landasan gerak dalam khazanah Pancasila   penuh dengan nilai moral budi kemuliaan, mengedepankan dialog penuh cinta, jati diri budaya bangsa.
 
Sebagai praktisi pendidikan presiden forum menekankan agar Polisi ke depan dalam bertugas hendaklah mengedepankan budaya dialog yang konstruktif. Memberikan pendidikan khusus pada seluruh anggota penting diberikan karena tugas polisi berbeda dengan ABRI.  Agar masyarakat atau warga yang terdakwa lebih ditangani secara arief bijaksana dalam penanganan kasus dengan tanpa kekerasan dan rekayasa. Gaya lama yang penuh kontroversi sudah harus ditinggalkan menuju polisi profesional dan dicintai.
 
Bukti keseriusan Kapolri terus melakukan pembenahan dan memperbaiki pelayanan bahwa diluncurkan Hoegeng Word pada HUT Bhayangkara yang ke 78 terhadap anggota berprestasi dalam menjalankan tugas Tribrata. Terlebih penempatan koordinator Sahli Kapolri yang dinilai kalangan luas sebagai pribadi yang visioner, humanis, berintegritas, jujur dan bijaksana yang diharapkan mampu memberikan solusi perbaikan institusi ke depan untuk polisi yang dicintai.
 
Sebagai institusi yang selalu bersentuhan dengan masyarakat luas. polisi ke depan harus turun tangan menyapa warga di setiap desa, berdialog dengan warga di dusun. Harus sering dijalankan bukan melulu menunggu laporan. Polisi harus di perbanyak di daerah menjaga warga. Kerjasama dengan  aparat desa harus terus dijaga, lestarikan upaya mewujudkan masyarakat aman damai sentosa. Keamanan kehidupan warga di tingkat paling bawah  rukun tetangga terjaga, semua persoalan yang muncul  cepat dibereskan dari segala gangguan, ancaman  Kamtibmas.
 
Inilah pokok terpenting persoalan yang serius ditangani upaya menjadikan polisi di cintai warga menuju Indonesia jaya. Dengan kehadiran kehidupan  masyarakat yang aman dari segala bentuk gangguan maka roda ekonomi di semua tingkatan di seluruh wilayah Indonesia, akan maju pesat dan bersaing. Keamanan ketertiban kehidupan masyarakat adalah kata kunci untuk kemajuan peradaban suatu bangsa.
 
Berkolaborasi bersinergi dengan stack holder dalam menjalankan tugas Kamtibmas di tanah air merupakan kebutuhan, perlu digalakkan. Mereka  yang dapat melihat sepak terjang polisi dari sudut pandang yang berbeda perlu kerjasama terutama dari pihak kampus yang netral, dengan standar pendidikan pasca, miliki kecakapan, berpengalaman luas untuk mengisi setaf atau tenaga ahli dalam menyempurnakan tugas Tribrata yang bersifat relawan. ( red)

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA