Sinar5news.com – Selong – Juru Bicara Covid-19 Lombok Timur Dr.Pathurrahman,M.Kes yang didampingi Direktur RSUD R.Soejono Selong dr. Tantowi Juhari memberikan keterangan Pers melalui Video Confrence(Vicon) kepada sejumlah wartawan yang bekerja sebagai pewarta di Kabupaten Lombok Timur. Rabu(13/05/2020).
Pathurrahman memaparkan dari awal sejak pertama kali Covid-19 ini muncul di Lombok Timur, dari Klaster Jakarta yang pada 23 Mareta 2020 lalu yang tercatat sebagai pasien positif dengan nomor 01 di NTB, memiliki grafik yang turun naik, namaun pada bulan Mei 2020 grafik menurun.
“Dari Catatan yang ada sampai dengan hari ini(Rabu-red) tercatat 37 orang pasien positif dengan 30 orang sudah sembuh dan dipulangkan, 6 orang masih dalam terkonfirmasi positif dan 1 orang meninggal dunia, dan dari rilis Provinsi tidak ada tambahan positif untuk Kabupaten Lombok Timur untuk hari ini,” Ungkap Pathurrahman.
Ia juga menambahkan dari 37 orang terkonfirmasi positif 20 orang (54,1%) laki-laki dan 17 orang perempuan atau (45,3%). Sedangkan kalau dari tingkatan usia, yang terkonfirmasi positif di Lombok Timur yaitu dari Usia paling muda 5 bulan dan usia paling tua adalah 80 tahun.
“Jadi covid-19 ini tidak mengenal jenis kelamin dan tingkatan usia, tidak seperti penyakit yang lain. Tingkatan usia yang paling banyak dari terkonfirmasi positif covid-19 di Lombok Timur adalah usia 36 – 40 tahun,sehingga dapat dikatakan Covid-19 ini tidak mengenal jenis kelamin dan usia, covid ini bisa saja menjangkiti semua orang, meskipun ada penjelasan yang rentan dengan covid-19 adalah anak-anak dan lanjut usia,” Ujarnya.
Selanjutnya dari distribusi Kecamatan yang paling banyak terkonfirmasi positif Covid-19 dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Timur, yang masuk pringkat pertama adalah Kecamatan Sakra, lalu Kecamatan Aikmel, Pringgabaya.
“Dari 21 Kecamatan yang ada di Lombok Timur ada 13 Kecamatan yang ada warganya positif Covid-19 dan 8 Kecamatan yang tidak ada positifnya. Yang pertama paling banyak positifnnya dan mudah-mudah tidak ada lagi yaitu Kecamatan Sakra dengan 7 orang positif, Kecamatan Aikmel dengan 5 orang,Pringgabaya 3 orang,Pringgasela 3, Sambelia 3 orang dan Kecamatan Suralaga 3 orang,” Terangnya.
Pathurrahman juga menambahkan penularan Covid-19 ini, yang utama dari droplets(percikan udara dari batuk dan bersin) sehingga dalam protocol kesehatannya kita di anjurkan untuk lakukan physical distancing(jaga jarak) dan pakai masker.
“Pada hakekatnya itulah sebabnya kita dianjurkan untuk selalu memakai masker, untuk menghindari droplets, jarak percikan batuk dan bersin itu 1sampai dengan 1,5 meter, maka kita dianjurkan untuk lakukan jaga jarak, yang baik itu samapi 2 meter,” Paparnya.
Sedangkan terkait dengan tujuan dari pencegatan dipintu masuk ke Lombok Timur itu disebabkan karena secara analisis, kalau dilihat dari kasus di Lombok Timur,dari 37 orang yang terkonfirmasi positif itu ada 13 orang yang disebut kasus impor artinya dibawa oleh orang Lombok Timur yang pernah kedaerah terjangkit.
Atau kalau dipersenkan menjadi 35,14%.
Sedangkan selebihnya atau 24 orang (64,86%) yang positif itu adalah dari transmisi local artinya penyebaran yang terjadi dari penularan local.yang disebarkan oleh orang-orang yang kontak erat dengan imporkis.
“Kita ambil contoh seperti yang terjadi di Kecamatan Sakra, itu kan ada orang-orang terdekatnya seperti, istrinya,anaknya,menantunya.sehingga importernya 13 orang, selebihnya yang 24 orang itu adalah transmisi local. Itulah sebabnya kenapa Pemerintah Daerah melakukan pencegatan diperbatasan, karena meskipun kelihatan kecil tapi dampaknya cukup luas,” Ungkapnya.
Bedasarkan data ini akan menjadi sangat penting untuk melakukan deteksi dini terhadap orang-orang yang masuk ke Lombok Timur. Karena dari 64,86% itu memiliki potensi besar untuk melakukan penularan di Kabupaten Lombok Timur.
Sehingga cukup tepat untuk melakukan pencegatan diperbatasan bagi setiap orang yang akan masuk Ke Lombok Timur.(Bul)