Sinar5News.com – Yayasan Bill dan Melinda bersama Samsung baru – baru ini mengumumkan proyek kolaborasi Reinvent the Toiley Challenge . Ini adalah sebuah toilet canggih yang di klamin aman dan dirancang khusus untuk penggunaan rumah tangga.
Dilansir dari Suara.com Yayasan Bill Gates dan Samsung Advance Institute of Technology (SAIT) bekerja sama untuk mengembangkan tekhnologi ini. Diketahui keduanya sudah mengembangkan reinvented toilet sejak tahun 2019 dan kini proyeknya sukses dikembangan dan berhasil diuji coba.
Vice Chairman Samsung Electronics Jay Y.Lee mulanya bertemu dengan Bill Gates pada tanggal 16 Agustus untuk membahas proyek reinvented toilet dan bertukar ide mengenaik inisiatif kontribusi sosial global
Selama pertemuan tersebut, Bill Gates berbagi visi filantropi dan inisiatif yang sedang dijalankan yayasannya. Lalu Lee menyatakan komitmennya untuk memanfaatkan teknologi Samsung untuk membantu mengatasi tantangan yang dihadapi umat manusia.
Dalam keterangan resminya, Senin (29/8/2022), Samsung berencana untuk menawarkan lisensi paten bebas royalti terkait proyek tersebut ke negara-negara berkembang selama tahap komersialisasi.
Samsung juga akan terus memberikan konsultasi intensif kepada Yayasan Bill & Melinda Gates untuk membantu membawa teknologi tersebut ke produksi massal.
Kedua organisasi akan bekerja sama untuk mengidentifikasi mitra industri yang bersedia mengkomersialkan teknologi ini, setelah membuat desainnya menjadi lebih efisien untuk produksi massal.
Produk ini diklaim hemat energi dengan kemampuan pengolahan limbah, dan memenuhi kinerja yang disyaratkan oleh Yayasan Bill & Melinda Gates untuk komersialisasi reinvented toilet bagi penggunaan rumah tangga.
Teknologi inti yang dikembangkan oleh Samsung termasuk teknologi penanganan panas dan bioproses untuk membunuh patogen dari kotoran manusia, serta membuat limbah dan padatan yang dilepaskan aman bagi lingkungan.
Sistem ini memungkinkan air yang telah diolah untuk didaur ulang sepenuhnya. Limbah padat didehidrasi, dikeringkan, dan diolah menjadi abu. Sedangkan limbah cair diolah melalui proses pemurnian biologis.
Menurut World Health Organization dan UNICEF, sekitar 3,6 miliar orang terpaksa menggunakan fasilitas sanitasi yang tidak aman. Hal itu mengakibatkan setengah juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal setiap tahun akibat penyakit diare, yang disebabkan oleh terbatasnya akses ke air bersih dan kebersihan.